Contoh Makalah Pendidikan Agama Islam
Contoh Makalah | Pendidikan agama islam merupakan salah satu prodi yang banyak diminati oleh mereka yang ingin menjadi seorang guru agama islam. Prodi ini termasuk prodi favorit khususnya di institut, atau sekolah agama islam negeri dimana hampir 70 % pendaftar menempatkan prodi PAI sebagai prodi utama. Tentu, pilihan tersebut dikarenakan cerahnya masa depan yang didapat ketika selepas lulus kuliah.
Prodi pendidikan agama islam lebih fokus pada ilmu - ilmu kependidikan yang nantinya diterapkan di tingkat SD, SMP maupun SLTA. Karena sekarang syarat pendaftaran PNS untuk formasi guru harus minimal S1 maka, kebutuhan akan ilmu - ilmu kependidikan yang didapat di perguruan tinggi menjadi sangatlah penting agar nantinya hasil belajar siswa dapat menjadi berkualitas serta berkarakter.
Nah, untuk anda yang saat ini berstatus sebagai seorang mahasiswa di fakultas tarbiyah prodi pendidikan agama islam, tentu acap kali diminta oleh sang dosen untuk membuat makalah pendidikan agama islam. Jika anda adalah mahasiswa tingkat atas, membuat makalah tentu bukan hal yang sulit, namun apabila anda masih berstatus mahasiswa baru, mungkin anda akan kebingungan menentukan bagaimana contoh makalah pendidikan agama islam yang baik dan benar. So, di dalam artikel ini akan saya berikan contoh makalah pendidikan agama islam sederhan untuk anda. Silahkan di simak, di salin atau bisa juga didownload yang telah kami sediakan link nya di bawah artikel.
PENDAHULUAN
Dalam proses
perkembangan pemikiran pendidikan di dunia Barat,kegiatan pendidikan berkembang
dari konsep paedagogi,andragogi dan education. Dalam konsep paedagogi,kegiatan
pendidikan ditujukkan hanya kepada anak yang belum dewasa. Tujuannya adalah
mendewasakan anak. Namun karena banyak hasil pendidikan yang justru
menggambarkan perilaku yang tidak dewasa,maka sebagai antisesis dari kenyataan
ini,muncullah gerakan andragogi (kara dasar andro yang artinya laki-laki
yang rupanya seperti perempuan). Dimaksudkan adalah manusia secara fisk,tetapi
belum matang dalam kepribadiannya. Selanjutnya gerakan modern memunculkan
konsep education yang berfungsi ganda, yakni “transfer of knowledge” dan
“making scientific attitude”. Coser at.al (1983:380) mengemukakan
:“Education is the delibrerate formal transfer of knowledge,skill and values
from one persons to another”. Kaidah-kaidah tersebut menunjukkan bahwa dalam
proses pendidikan ada pendidik yang berfungsi sebagai pelatih,pengembang
,pemberi atau pewaris. Kemudian terdapat bahan yang dibutuhkan,dikembangkan
yakni: ketrampilan,berpikir,karakter yang berupa bahan ajar serta ada murid
yang menerima pelatihan,pengembangan,pemberian dan pewarisan
pengetahuan,ketrampilan,pikiran dan karakter. Menurut Imam Barnadib
(1986:35),bahwa perbuatan mendidik dan didik memuat faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi dan menentukan,yaitu adanya tujuan yang hendak dicapai,adanya
subjek manusia yang melakukan pendidikan,yang hidup bersama dalam lingkungan
hidup tertentu (Millieu),dan menggunakakn alat-alat tertentu untuk mencapai
tujuan.
Antara faktor
yang satu dengan yang lainnya tidak bisa dipisahkan karena kesemuanya saling
mempengaruhi. Faktor pendidikan meliputi faktor tujuan,pendidik,anak didik,alat
pendidikan dan lingkungan. Dalam tugas kali ini,penulis akan membahas salah
satu faktor pendidikan yaitu FAKTOR LINGKUNGAN.
Penulis menggungkapkan faktor lingkungan dalam pendidikan merupkan
faktor umum yang paling menonjol dalam pembentukan karakter anak didik,baik
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
A.
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
Setiap
manusia pasti memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar
diri anak yang memberikan pengaruh terhadap perkembangannya. Dengan kata lain
lingkungan pendidikan merupakan latar tempat berlangsungnya pendidikan
(Indrakusuma, 1978).
Lingkungan
pendidikan dapat berupa benda-benda, orang-orang, keadaan-keadaan, dan
peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar peserta didik yang bisa memberikan
pengaruh kepada perkembangannya, baik secara tidak langsung ataupun langsung,
baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Disamping lingkungan memberikan
pengaruh dan dorongan, lingkungan juga arena yang memberikan kesempatan kepada
kemungkinan-kemungkinan atau potensi (pembawaan) yang dimiliki seorang anak
untuk berkembang.
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja (2000) adalah untuk
membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya
(fisik/sosial/budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum serta menyeleksi atau
mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu.
Menurut Sartain (ahli Psokiologi Amerika), yang dimasud lingkungan
(environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,pertumbuhan,perkembangan atau life
process (Purwanto,1988:59).
Meskipun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,namun
merupakan faktor yang sangat menentukan, yaitu pengaruhnya yang sangat besar
terhadap anak didik,sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang
di sadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
Pada dasarnya lingkungan pendidikan
mencakup beberapa hal,yaitu :
1.
Tempat (lingkungan fisik)
2.
Kebudayaan (lingkungan budaya),dan
3.
Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat).
(Tanlain,dkk.,(1989:39).
Dalam GBHN
disebutkan pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat.Karena itu pendidikan merupakan
tanggung jawab antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. Lingkungan sekitar yang sengaja digunakan
sebagai alat dalam proses pendidikan, dinamakan lingkungan pendidikan
(Barnadib,1986:117)
Ki Hajar
Dewantara sebagai tokoh pendidikan ndonesia Imembedakan lingkungan pendidikan
berdasarkan kelembagaannya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga,lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan
pendidikan tersebut dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan
(Suwarno,1985:65).
1.
Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga
pendidikan tertua,bersifat informal,yang pertama dan utama dialami oleh anak
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati.
Orang tua bertanggung jawab memelihara,merawat,melindungi dan
mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Secara sederhana,keluarga diartikan sebagai kesatuan hidup bersama
yang pertama dikenal oleh anak,dan karena itu disebut primary community
(Dhiyakarya,1980:90).
Pendidikan keluarga ini berfungsi :
a.
Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b.
Menjamin kehidupan emosional anak
c.
Menanamkan dasar pendidikan moral
d.
Memberikan dasar pendidikan sosial
e.
Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
Pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam keluarga, oleh karena itu tugas utama keluarga dalam
pendidikan anak adalah peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar berasal dari pendidikan kedua
orang tuanya dan anggota keluarga yang lain (Indrakusuma, 1978). Keluarga juga
membina dan mengembangkan perasaan sosial anak, seperti rasa tenggang rasa,
suka menolong, hidup damai, kerjasama, kegotongroyongan, kepekaan, dan
sebagainya.
Begitu pentingnya pengaruh pendidikan anak
dalam keluarga,sehingga orang tua harus menyadari tanggung jawab terhadap
anaknya. Tanggung jawab yang harus dilakukan orang tua antara lain (Wiji
Suwarso,2006:40) :
a.
Memlihara dan membesarkannya
Tanggung jawab
ini merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan,karena anak memerlukan
makan,minum dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
b.
Melindungi dan
menjamin kesehatannya
Orang tua
bertanggung jawab terhadap perlindungan anak,termasuk menjamin kesehatan
anak,baik secara jasmani maupun rohani dari berbagai penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c.
Mendidik dengan
berbagai ilmu
Orang tua
memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak. Orang tua perlu
membekali anaknya dengan ilmu pengetaguan dan ketrampilan yang berguna bagi
kehidupan anaknya kelak,sehingga pada masa dewasanya mampu mandiri dan
bermanfaat bagi kehidupan sosial,bangsa dan agamanya.
d.
Membahagiakan
kehidupan anak
Kebahagiaan anaka menjadi bagian dari
kebahagiaan orang tua. Oleh sebab itu,oraang tua harus senantiasa mengupayakan
kebahagiaan anak dalam kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan perkemvangan
usianya,yang diiringi dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik.
Untuk melaksanakan berbagai tanggung jawab
itu,orang tua seyogyanya bersikap demokratis terhadap anak. Artinya,orang tua
mampu menciptakan suasana dialogisdengan anak,sehingga dapat menumbuhkan
hubungan keluarga yang harmonis,saling menghormati,disiplin,dan tahu tanggung
jawab masing-masing. Suasana demikian akan sangat mendukung kepribadian
anak,sehingga anak akan terbiasa dengan sikap yang baik di lingkungannya,baik
lingkungan keluarga,sekolah,maupun masyarakat.
2.
Lingkungan Sekolah
Lingkungan
sekolah disebut juga lingkungan kedua yang didirikan oleh masyarakat atau
negara untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi
memberi bekal persiapan hidup bagi anaknya. Sehingga pendidikan di sekolah
berperan sebagai bagian dan lanjutan dari pendidikan keluarga, serta merupakan
jembatan yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam
masyarakat kelak (Indrakusuma, 1978).
Siswa-siswi,guru,administrator,konselor hidup bersama dan
melaksanakan pendidikan secara teratur
dan terencana dengan baik. Sekolah sebagai pusat pendidikan adalah
sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara
optimal ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin maju suatu masyarakat semakin
penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam
proses pembangunan masyarakat itu.
Sekolah atau balai wiyata adalah
lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi
warga negara yang cerdas,trampil dan bertingkah laku baik. Tidak semua tugas
mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu dikirimlah
anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai
sumbangan sekolah terhadap pendidikan,diantaranya adalah :
a.
Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang
baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
b.
Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan didalam masyarakat
yang sukar atau tidak bisa diberikan di rumah.
c.
Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,menulis,berhitung,menggambar
serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasa dan pengetahuan.
d.
Di sekolah diberikan pelajaran etika,keagamaan,estetika,membedakan
benar atau salah dan lalin-lain.
Berkenaan
dengan sumbangan sekolah terhadap pendidikan itulah,maka sekolah sebagai
lembaga pendidikan mempunyai sifat tumbuh ssesudah keluarga,lembaga pendidikan
formal,dan lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati.
Disamping itu,pendidikan sekolah juga mempunyai ciri-ciri
khusus,yaitu :
a.
Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki
hubungan hierarkis.
b.
Usia siswa ata anak didik di suatu jenjang relatif homogen.
c.
Waktu pendidikan rlatif lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikakan.
d.
Isi pendidikan atau materi lebih banyak yang bersifat akademis dan
umum.
e.
Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan di masa yang akan datang.
Sekolah juga
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses
pendidikan,yang dibagi dalam tiga kategori :
a.
Tanggung jawab formal.
Sesuai dengan
fungsinya,lembaga pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan
berdasarkan undang-undang yang berlaku.
b.
Tanggung keilmuan.
Berdasarkan
bentuk,isi dan tujuan,serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh
masyarakat.
c.
Tanggung jawab fungsional.
Yaitu tanggung
jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan pendidikan
oleh para pendidik yang pelaksanaannya berdasarkan kurikulum.
.
3.
Lingkungan masyarakat
Secara umum,masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling
berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Dalam konsep
pendidikan,masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan berbagai ragam
kualitas diri dari yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan
tinggi. Baik buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan
anggotanya, sehingga semakin baik pendidikan anggota masyarakatnya,semakin baik
pula kualitas masyarakat secara keseluruhan.
Ditinjau dari lingkungan
pendidikan,masyarakat disebut sebagai lngkungan pendidikan non formal yang
memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh
anggotanya,tetapi tidak sistematis. Masyarakat menerima seua anggota yang
sejalan dengan tujuan masyarakat itu sendiri yang berorientasi pada pencapaian
kesejahteraan sosial,jasmani-ruhani,dan juga mental spiritual.
Pendidik di masyarakat adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan warga lainnya melalui
sosialisasi lanjutan. Dasar pendidikannya diberikan oleh keluarga dan sekolah.
Sedangkan masyarakat melanjutkan pendidikan dalam lingkup yang lebih
luas,termasuk di dalamnya pemahaman terhadap etika dan norma masyarakat tempat
peserta didik bargaul dan berinteraksi. Melalui sosialisasi lanjutan,diharapkan
peserta didik yang telah menjadi warga dapat melaksanakan fungsinya sebagai
anggota masyarakat yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang
banyak.
Untuk mengoptimalkan
kemampuan,bakat,minat,dan kepribadian peserta didik,dibutuhkan lingkungan
pendidikan yang mendukung. Artinya,lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat
harus seimbang dan saling bekerja sama dengan baik,sehingga tujuan pendidikan
secara utuh dapat dicapai dengan optimal.
KESIMPULAN
Kehidupan
manusia sejak lahir sampai akhir hayat tidak dapat terlepas dari berbagai
pengaruh yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Pengaruh-pengaruh
tersebut dapat mengarah positif maupun negatif yang berasal dari tiga
lingkungan pendidikan (Tri Pusat
Pendidikan) yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga
lingkungan pendidikan berperan menjadi pusat berlangsungnya pendidikan untuk
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
Tri
pusat pendidikan hanya dapat dibahas terpisah-pisah secara teoritis, namun
realitanya secara simultan dan terpadu saling memberikan pengaruh timbal-balik
dan tidak dapat dipilah-pilah. Peningkatan kontribusi setiap pusat pendidikan
terhadap perkembangan peserta didik memerlukan keserasian serta kerja sama yang
erat dan harmonis antar tri pusat pendidikan.
Sekolah
tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pendidikannya dengan lancar tanpa adanya
dukungan dan keterlibatan dari masyarakat. Sehingga pihak sekolah hendaknya
mampu menganalisis kelompok masyarakat mana yang bisa dilibatkan dalam
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan program pendidikan di sekolah.
Kreativitas pihak sekolah/pengelola pendidikan dalam hal ini sangat diperlukan
untuk menjalin kerjasama sekolah dengan lingkungan keluarga/orang tua siswa dan
lingkungan masyarakat di sekitar sekolah.
PENUTUP
Demikan
yang dapat Penulis uraikan tentang Faktor Lingkungan dalam Pendidikan. Semoga
dapat memberi kita pemahaman yang lebih tentang faktor-faktor Pendidikan.
Penulis
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,maka dari itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun bagi Penulis supaya dapat menyusun
makalah yang lebih baik dalam tugas berikutnya. Dan Penulis juga mohon maaf
apabila banyak terdapat kekeliruan yang terjadi,karena Penulis juga masih dalam
proses belajar.