Contoh Makalah, Kata Pengantar Dan Cara Membuat Makalah Pendidikan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Artikel terkait : Contoh Makalah Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Contoh Makalah | Bagi anda yang kini menjadi seoang mahasiswa atau siswa sekolah lanjutan atas,sudah pasti anda mengenal betul salah satu tugas terstruktur yang disebut makalah. Makalah sebenarnya merupakan sejenis karya tulis ilmiah yang lebih sering menggunakan metode kajian pustaka dimana kita harus menganalisis suatu permasalahan dengan sumber informasi yang ada. Dengan adanya makalah, peserta didik atau mahasiswa diharapkan mampu untuk berfikir kiritis serta dapat menyimpulkan suatu hal berdasarkan metode ilmiah dari sumber - sumber ilmiah.

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Makalah sebagai karya tulis ilmiah, seperti halnya karya tulis lainnya memiliki aturan penulisan. Aturan kepenulisan makalah ini seringkali kurang dimengerti oleh mahasiswa. Diantara aturan kepenulisan yang berkaitan adalah penulisan daftar pustaka, referensi seperti footnote serta penulisan EYD yang benar. Nah, rumit bukan? tapi jangan berfikir bahwa makalah sangat sulit. Di blog ini akan saya beberkan cara menulis makalah yang baik dan benar. Sebagai awal langkah, dibawah ini akan saya berikan contoh makalah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar untuk anda.

BAB I
BAHASA DAN BAHASA INDONESIA
1.        Apa  hubungan antara manusia dengan bahasa?
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dipastikan, seluruh aktivitas manusia tidak akan lepas dari bahasa. Bahasa digunakan oleh manusia sebagai media untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan pada orang lain. Bahasa dengan manusia, pada gilirannya, menjadi hal yang menyatu karena bahasa adalah media paling representatif dalam mengemas ide untuk disampaikan pada orang lain. bahasa yang dimaksud tentunya, adalah bahasa verbal,baik lisan maupun tulisan.
Koentjaraningrat menempatkan bahasa sebagai unsur kebudayaan yang paling penting dibandingkan dengan unsur-unsur kebudayaan lain karena unsur kebudayaan lain bisa berkembang dengan mediasi bahasa. Tanpa bahasa, dipastikan unsur-unsur kebudayaan manusia menjadi mati (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 2).
2.        Apa yang dimaksud dengan hipotesis monogenesis dan hipotesis poligenesis sebagai teori yang menerangkan kelahiran bahasa?
Hipotesis Monogenesis adalah teori yang menyebutkan bahwa bahasa itu berasal dari satu gen (induk), yaitu Tuhan, yang telah memberikan, memperkenalkan, dan mengajarkan bahasa pada manusia pertama yaitu Nabi Adam (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 2). Hipotesis ini bersumber dari agama monoteis, Yahudi (Yudaisme), Kristen (Katolik dan Protestan), dan Islam. Dalam agama Kristen disebutkan bahwa Tuhan telah melengkapi pasangan manusia pertama di dunia yaitu Adam dan Eva (Hawa) dengan kemampuan alami kodrati untuk berbahasa, dan bahasa inilah yang diturunkan pada keturunan mereka (manusia).
Sementara itu, Mustanyir, mengutip Oemar Bakry, menyebutkan bahwa menurut agama Islam, dalam kitab suci al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 31, disebutkan :
“Dan Allah mengajarkan kepada Nabi Adam semua nama-nama benda, kemudian diajukan-Nya kepada malaikat. Kemudian Allah berfirman, sebutkan kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu memang benar. Bahkan malaikat, makhluk ciptaan Tuhan yang tidak berdosa itu, tidak mampu menyebutkan nama-nama benda, tetapi Nabi Adam, bapak seluruh umat manusia, mampu menyebutkan nama-nama benda seperti yang diperintahkan Tuhan.”
     Hipotesis Poligenesis (poli: banyak dan genesis: kelahiran) menganggap bahwa bahasa manusia lahir tidak dalam satu induk Tuhan, tetapi bahasa lahir secara beragam berdasarkan pada proses evolusi manusia di bumi yang beragam. Dalam pandangan Schlegel, bahasa-bahasa di dunia ini tidak mungkin lahir dari satu bahasa induk.
     Asal-usul bahasa itu sangat beragam dan berlainan, tergantung kepada faktor-faktor yang mengatur perkembangan bahasa. Ada bahasa yang dilahirkan  oleh onomatope, tiruan alam dan binatang (misalnya bahasa Manchu), ada pula bahasa fleksi, yaitu bahasa yang dilahirkan oleh kesadaran manusia.
3.        Apa  pengertian bahasa, fungsi bahasa, dan ragam bahasa?
     Bahasa adalah system lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berfungsi untuk komunikasi antaranggota masyarakat yang konvensional (keraf, 1997: 1; widjono, 2007: 14; chaer, 1998: 1; dan ullmann, 2009: 20). Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa bahasa mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
a.    Bahasa Sebagai Suatu System
Artinya bahasa merupakan susunan teratur dan berpola, yang membentuk keseluruhan yang bermakna atau berfungsi.
b.    Bahasa Sebagai Lambang (Symbol)
Yaitu hubungan antara suatu penanda (yang menandai) dengan petanda (yang ditandai atau diberi tanda) yang bersifat konvensional dan arbitrer. seperti contoh: jika menyebutkan kata/bunyi “rumah”, maka otak kita akan muncul “konsep gambar rumah”. Kata/bunyi “rumah” ini adalah konsep yang menandai (penanda) adanya sesuatu lain (petanda), yaitu “konsep gambar rumah dalam otak”. Hubungan ini bersifat konvensional karena “rumah” sebagai bentuk benda disebut “rumah”. Hal ini merupakan hasil kesepakatan bersama seluruh anggota masyarakat. Adapun bahasa yang bersifat arbitrer (manasuka) karena antara “rumah” sebagai kata/bunyi (penanda) tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan bentuk “rumah”. 
c.    Bahasa Sebagai Bunyi
            Bunyi yang dimaksud adalah ujaran atau ucapan. Bahasa sebagai bunyi karena pada sejarah bahasa yang digunakan manusia pertama kali adalah bahasa lisan atau ucapan yang keluar dari alat ucap manusia, bukan bahasa tulisan. Oleh karena itu, bahasa lisan (bunyi) merupakan bahasa primer, yaitu bahasa yang pertama menjadi objek ilmu bahasa (linguistik), sedangkan bahasa tulis adalah bahasa sekunder, yang lahir sebagai bentuk cara yang dilakukan manusia untuk mendokumentasikan atau “merekam” bahasa lisan(chaer, 1994: 43).

d.    Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
            Bahasa selalu digunakan oleh manusia sebagai media untuk menyampaikan informasi (ide, gagasan,dan perasaan) padaorang lain. Hamper dapat dikatakan, manusia dalam interaksi dengan manusia lainnya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa, manusia bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi, saling menyampaikan ide dan gagasannya.
Fungsi Bahasa
a.    Bahasa untuk Menyatakan Ekspresi Diri
            Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan manusia. Dapat dipastikan, setiap ada gejolak dalam diri, manusia selalu akan mengungkapkan dan mengekspresikannya dengan bahasa, baik verbal maupun nonverbal.
            Menurut Gorys Keraf, unsur bahasa yang mendorong manusia mengekspresikan dirinya dengan bahasa adalah agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, dan keinginan manusia untuk membebaskan diri dari semua tekanan emosi.
b.    Bahasa untuk Alat Komunikasi
            Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan fungsi bahasa yang bersifat intra-personal karena bahasa digunakan sebagai alat untuk saling bertukar pikiran dan perasaan antarmanusia.Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat penyampai (bahasa sebagai media).

c.    Bahasa untuk Mengadakan Intregasi dan Adaptasi Sosial
Jika komunikasi itu melibatkan dua orang, maka integrasi dan adaptasi sudah melibatkan banyak orang sehingga fungsi bahasa ini bersifat komunal (sosial). Dalam proses integrasi dan adaptasi manusia selalu menggunakan bahasa sebagai perantaranya.
Dengan bahasa, anggota masyarakat akan mengenal dan belajar terhadap segala adat-istiadat, tingkah laku, dan tata krama masyarakatnya. Secara sosial kolektif, bahasa mempunyai peran penting sebagai media untuk membentuk keharmonisan kehidupan dalam masyarakat dalam proses intregasi dan adaptasi sosial.
d.    Bahasa untuk Mengadakan Kontrol Sosial
            Bahasa sebagai kontrol sosial masih merujuk fungsi bahasa secara sosial-kolektif. Bahasa digunakan setiap orang dalam masyarakat sebagai cara untuk melakukan kontrol sosial, yaitu bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai usaha untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang. Keberhasilan seseorang dalam melakukan kontrol sosial sangat dipengaruhi keberhasilan seseoran dalam mengguanakan bahasa secara tepat.
Ragam Bahasa
Ragam bahasa berarti variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraannya. Maka pembahasan ragam bahasa difokuskan pada proses komunikasinya yang melibatkan:
a.    Penuturnya: keragaman pembicara (penutur) dalam bahasa terjadi karena menurut patokan daerah, pendidikan, dan sikap penuturnya (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 12). Pertama, berdasarkan patokan daerah penuturnya, maka dapat dikenal adanya ragam daerah (dialek), yaitu ragam bahasa yang terjadi karena perbedaan daerah penuturnya. Kedua, berdasarkan pendidikan formal, ada perbedaaan yang jelas dalam penggunaan bahasa antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak berpendidikan. Ketiga, menurut sikap penuturnya, yakni mencakup sejumlah bahasa Indonesia yang masing-masing pada asas tersedia bagi setiap pemakai bahasa. Ragam ini, yang dapat disebut langgam atau gaya, pemilihannya begantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak bicara.
b.    Bahasa: ragam bahasa berdasarkan pada bahasa sebagai sarananya terbagi atas ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam lisan adalah variasi bahasa yang simbol-simbolnya dihasilkan oleh alat ucap manusia (ujaran), sedangkan ragam tulisan adalah ragam bahasa yang simbol-simbolnya berupa kode-kode bahasa yang tercetak dalam tulisan.
Ragam bahasa berdasarkan pada pokok persoalan berhubungan dengan lingkungan yang dipilih dan dikuasai, bergantung pada luasnya pergaulan, pendidikan, profesi, kegemaran, dan sebagainya.Ragam ini menyangkut tiap-tiap bidang, misalnya teknologi, politik, dan lain-lain. Pemilihan ragam bahasa yang menyangkut pokok persoalan sering menyangkut hal pemilihan kata, ungkapan khusus, dan kalimat khusus sehingga memberikan kesan bahwa terdapat berbagai ragam bahasa yang berbeda satu sama lain  bergantung pada pokok persoalan (Sugihastuti, 2000: 15).
Ragam bahasa berdasarkan pada pemakaiannya, sering terjadi ganguan percampuran unsur (kosakata misalnya) daerah maupun asing.Ragam bahasa yang terpengaruh karena gangguan percampuran unsur-unsur itu mendorong pembicara atau penuis bersikap bijaksana dalam memilih (Sugihastuti, 2000: 16).
4.        Apa  pengertian bahasa Indonesia?
Pengertian bahasa Indonesia adalah sistem tanda yang konvensinya didasarkan pada masyarakat Indonesia, yang digunakan juga sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Indonesia (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 14). Amin Singgih mendefinisikan bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
5.        Bagaimanakah proses terbentuknya bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia?
Berdasarkan konteks histori, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, yaitu rumpun bahasa Austronesia, yang merupakan peninggalan kerajaan Sriwijaya.Lalu pada masa Malaka terjadi perkembangan bahasa Melayu yaitu bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengatar  untuk pengembangan agama Islam (J.S. Badudu, 1996: 17). Kesusutraan Melayu kemudian dipengaruhi oleh Persia dan Arab. Namun pada saat Malaka ditaklukkan oleh Portugis, kesustraan Melayu yang tersimpan di perpustakaan istana musnah dimakan api ketika penyerbuan orang Portugis.
Kemudian anak dari raja Malaka mendirikan kerajaan di Johor dan kembali membangun kesusutraan Melayu untuk menggantikan kesustraan Melayu yang telah musnah yang menggunakan bahasa Melayu Johor (J.S. Badudu, 1996: 18).
Permulaan abad ke-19 Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (seorang keturunan Arab peranakan Keling) mencela dan mengecam bangsa Melayu yang dikatakannya tidak ada perhatian terhadap bahasa dan kesustraan sendiri. Abdullah dianggap sebagai pembaharu kesustraan Melayu.
Perkembangan bahasa Melayu menuju bahasa Indonesia, ditengarai oleh sumpah pemuda pada 28 Oktober 1982 yang menyatakan: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Lewat sumpah pemuda ini, bahasa Melayu sebagai rumpun bahasa Indonesia telah resmi diangkat sebagai “bahasa persatuan”, yaitu bahasa yang secara politis dan kebudayaan akan digunakan sebagai bahasa pemersatu dan pergaulan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Selanjutnya, pada tahun 1945 dalam UUD 1945 juga menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Hal ini berarti, selain bekedudukan sebagai bahasa persatuan, UUD 1945 juga menegaskan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, bahasa resmi, dan sebagai identitas bangsa dan Negara Indonesia.
Untuk menjaga bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, Presiden Soeharto meresmikan      penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnaan (EYD) pada 16 Agustus 1972.
6.        Apakah ada perbedaan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan bahasa sebagai bahasa nasional?
Perbedaan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dapat dilihat dari fungsinya.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
-       Bahasa resmi kenegaraan,
-       Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan,
-       Alat penghubung dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan
-       Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi (Sugihastuti, 2000: 10).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
-       Lambang kebanggaan nasional,
-       Lambang identitas nasional,
-       Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya,
-       Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya (Sugihastuti, 2000: 13).








BAB II
HURUF DAN TANDA BACA
Soal Pengayaan halaman 62
1.        Apa  definisi huruf dan tanda baca?
          Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad atau satuan terkecil dari penulisan lambang-lambang bunyi yang membedakan arti (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 25).
          Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
2.        Apa  perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulis?
          Perbedaan antara bahasa lisan dengan bahasa tulis bisa dilihat dari definisinnya. Bahasa tulis yaitu bahasa yang merupakan pencerminan kembali bahasa lisan dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Sedangkan bahasa lisan adalah bahasa yang pertama kali digunakan manusia untuk berkomunikasi, sekaligus menjadi bahasa yang menjadi objek kajian linguistik atau ilmu yang mengkaji bahasa (Abdul Wachid dan Heru Kurniawan, 2010: 24)..
3.        Apa saja aspek-aspek yang membangun ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan?
          Aspek-aspek yang membangun ragam bahasa tulis dan bahasa lisan adalah ragam bahasa tulis memiliki aspek yang berbentuk inskripsi atau pendokumentasian. Sedangkan bahasa lisan memiliki aspeknya berupa tekanan keras, tekanan tinggi (nada), dan tekanan panjang (dalam arti luas dikenal sebagai intonasi) saat kita menggunakan ragam bahasa lisan.
4.        Perbaikilah penulisan huruf dan tanda baca pada kalimat-kalimat dibawah ini dengan benar.
a)      Peningkatan kualitas pendidikan pada madrassah baik mengenai kurikulum peningkatan profesionalisme guru pemenuhan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana dan pemberdayaan pendidikan sedang dilaksanakan oleh departemen agama
Perbaikan:
Peningkatan kualitas pendidikan pada madrasah, baik mengenai kurikulum peningkatan profesionalisme guru, pemenuhan kebutuhan, penyediaan sarana dan prasarana, dan pemberdayaan pendidikan sedang dilaksanakan oleh Departemen Agama.
b)      Setiap peserta didik memiliki perbedaan minat (interest) kemampuan (ability) kesenangan (preference) pengalaman (experience) dan cara belajar (learning style).
Perbaikan:
Setiap peserta didik memiliki perbedaan minat (interest), kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience), dan cara belajar (learning style).
c)       Rasulullah saw bersabda bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah peran orangtuanyalah yang akan menjadikan anak yahudi nasrani dan majusi.
Perbaikan:
Rasulullah saw bersabda, “Bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah, peran orangtuanyalah yang akan menjadikan anak yahudi, nasrani, dan majusi.”
d)      Peserta didik harus bisa mengamalkan nilai-nilai agama dan hidup bersandar pada tuhan yang maha kuasa.
Perbaikan:
Peserta didik harus bisa mengamalkan nilai-nilai agama dan hidup bersandar pada Tuhan Yang Mahakuasa.
e)      Dengan memperhatikan kemajuan yang dicapai MTs Negeri Purwokerto maka pada 14 maret 1998 departemen agama RI memberikan piagam yang ditanda tangani direktur jenderal pembinaan agama Islam A Malik Fajar MA MTs Negeri Purwokerto dikukuhkan menjadi MTs Negeri Model Purwokerto.
Perbaikan:
Dengan memperhatikan kemajuan yang dicapai MTs Negeri Purwokerto maka, pada 14 Maret 1998 Departemen Agama RI memberikan piagan yang ditandatangani Direktur Jenderal Pembinaan Agama Islam A. Malik Fajar, M.A. MTs Negeri Purwokerto dikukuhkan menajdi MTs Negeri Model Purwokerto.
f)       Nurkholis dalam bukunya yang berjudul manajemen berbasis sekolah (2002 145. 146) mengatakan “ada empat bidang hubungan kerja sama sekolah dengan orang tua.”
Perbaikan:
Nurkholis dalam bukunya yang berjudul Manajemen Berbasis Sekolah (2002: 145-146) mengatakan, “Ada empat bidang hubungan kerjasama sekolah dengan orangtua.”

=================== Selengkapnya Download Di Sini ====================
Penggalan makalah diatas, merupakan contoh makalah bahasa indonesia. Untuk membuatnya silahkan lihat bagaimana cara membuat makalah yang baik dan benar. 




Artikel CONTOH MAKALAH Lainnya :

Copyright © 2015 CONTOH MAKALAH |